Kamis, 14 Mei 2015

"Sengatan" Kawah Putih Ciwidey dan sekitarnya

Sudah hampir setahun makcik puasa trip, saatnya batal puasa sebelumnya sahur di pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta. Saat sahabat trip, mbak Ibad ngajak trip ke Kawah Putih Ciwidey, saat yang tepat untuk kembali jalan-jalan dan lokasi yang lumayan dikenal, sering untuk foto pre wedding bahkan lokasi syuting. 
Disambut cuaca cerah, Sabtu, 9 Mei 2015 bersama Travolution makcik dan rombongan berangkat pukul 05.45 wib dari Plaza Semanggi. Ini pertama kalinya emak makcik ikutan dan salah satu peserta tertua...55 tahun. Rasa kantuk makcik pun buyar saat ngobrol-ngobrol bareng teman seperjalanan. Kemacetan keluar tol Kopo pun tak berasa, jam 10.15 wib sudah sampai dipintu masuk Kawah Putih Ciwidey yang langsung disambut pedagang buah stroberi. Setelah tawar menawar harga dari Rp 25.000/pak akhirnya deal Rp 15.000/pak ukuran jumbo. Hmmm....wangi aroma stroberi dan kesegarannya benar-benar mengundang selera untuk segera menyantap buah berwarna merah ini.

Saat yang lainnya menuntaskan hasrat yang tak tertahankan, makcik pun pose sejenak

 Perjalanan dilanjutkan kembali, bagi yang ingin naik angkutan umum dari pintu gerbang ongkosnya seharga Rp 33.000/orang untuk pulang-pergi.

Wisatawan dari berbagai daerah bahkan mancanegara banyak yang berkunjung

Disarankan untuk tidak berlama-lama diarea Kawah Putih, maksimal 15 menit. Bagi yang tidak terbiasa dengan bau belerang yang menyengat bisa menimbulkan rasa mual dan pusing.

Seru-seruan bersama peserta traveling bersama Travolution
Tak usah bingung bila tidak membawa masker, dilokasi banyak pedagang yang wara-wiri menjual masker seharga Rp 5.000,00. Kalau makcik nekat saja tak pakai masker walaupun sudah bawa sendiri dari rumah. Bisa merusak keindahan saat foto-foto...he he he

Emak makcik pun tak mau kalah bergaya
Walaupun penuh pengunjung, masih banyak spot-spot untuk foto yang memberikan kesan seolah-seolah hanya makcik seorang saja pengunjung kawah. Jika ada angle yang keren untuk foto, sabar aja menunggu pengunjung lainnya menyelesaikan sesi foto-foto mereka.

Kapan pun dan dimana pun, bacaaaa
Karena makcik sangat menyukai levitasi, emak pun menjadi korban untuk lompat-lompat berkali-kali.

Aseek, emak pun bisa juga levitasi. Gagal tak yoo?
Udara cukup dingin, panas terik tak terasa. Dinginnya pun tak sampai bikin makcik mengenakan jaket. Bau belereng hanya menyengat diawal, selanjutnya biasa saja tetapi kepala makcik sudah mulai klenyengan. Ingin segera beredar tapi hasrat memotret belumlah usai.

Sesi terakhir sebelum beranjak ke lokasi wisata berikutnya

Eitss...emak makcik sepertinya belum puas berpose, saat liat pohon naluri Indianya langasung keluar.

Tum pasa aeee,,,aca aca ado Kajol
Saatnya ishoma. Saat wudhu, airnya sangat-sangat dingin....brrrr dan menyegarkan. Tak perlu khawatir untuk harga makanan. Satu paket ikan bakar mas dan ayam bakar seharga Rp 20.000, ada juga lauk matang lainnya, makan berdua hanya Rp 28.000,00. Yang bawa nasi sendiri juga bisa piknik dibawah pohon sambil menikmati udara yang masih bersih tanpa polusi.

Banyak pengamen diwarung-warung tapi suara dan penampilan mereka cukup menghibur
Tempat makcik makan nee rasa ayam bakarnya lumayan manis dan hanya berbumbu kecap, kurang cocok dilidah yang sudah pakem ama pedasnya sambal. Masih tertolong dengan nasi dan lauk pauk yang mendadak digoreng, sehingga santapan makan siang lumyan nikmat.

Harga sudah sepaket...Rp 20.000
Hari sudah beranjak siang. lanjut ke Situ Petenggang. Langsung naik perahu keliling situ dan mampir sejenak di Batu Cinta.

di Batu Cinta ini terukir kisah cinta Ki Santang dan Dewi Rengganis
Tak lama tiba disini, hawa sejuk dan rintik hujan menemani selama makcik mengekplore disekitar Batu Cinta.

Uhuyyy

Sepanjang mata memandang, perkebunan teh terhampar luas
Segarnya air Situ Patenggang juga bisa langsung dinikmati dari dalam perahu
Titik keberangkatan dan penjemputan

Saatnya kembali ke titik penjemputan dan jajan disekitar Situ, jagung bakar ukuran jumbo seharga Rp 7.000,00 langsung menghilangkan rasa lapar yang sempat mampir karena dinginnya hawa di Patenggang.

Petik sendiri, lalu ditimbang
Saatnya pulang, sambil lewat wisata petik buah stroberi sejenak, Saat masih pagi harga stroberi Rp 60.000.00/kg dan buahnya masih banyak. Kalau sudah sore seharga Rp 45.000,00/kg tapi pilihannya sudah sedikit.

Jenis California manis dan segar
Biasanya makcik tidak tahan dengan rasa asam stroberi dan selalu dijus mix yogurth tapi untuk satu jenis yaitu California benar-benar manis dan segarnya benar-benar menghilangkan rasa penat serta dahaga. Ada sekitar 6 jenis stroberi diantaranya California, Holland dan Bulu (sudah jarang ditemukan).

Buah stroberi tidak perlu dicuci lagi, tanpa pestisida dan bersih terkena embun pagi
Bibit stroberi Rp 15.000,00
Media tanam stroberi campuran pupuk, sekam dan tanah

Masa produksi stroberi sekitar dua tahun dan setelahnya setiap dua hari sekali bisa dipanen. Ditengah-tengah bibit stroberi ditanam daun bawang supaya buah stroberinya hasilnya lebih bagus.

Aneka olahan dari buah stroberi, ada stik aneka rasa, dodol dan selai
Terakhir saat teman-teman sholat Ashar karena lupa jamak, makcik pun berburu kuliner diseberang masjid. Isi 40 tahu krispi seharga Rp 10.000,00. Aa yang jualannya juga masih muda banget dan tidak malu berjualan tahu. Tahu hangat, cabe yang pedas dan perjalanan pulang yang mulai macet di Soreang, Kopo menambah sengatan-sengatan saat melancong dinegri sendiri.

Selagi renyah langsung disantap, kalau sampai Jakarta sudah melempem. Asinnya pas dan gurih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar